Karena bosen ke kampus lewat sayang, jadinya tadi lewat cileunyi. Saat turun dan menunggu angkot coklat, tiba-tiba azan dzuhur. Karena UAS dan kemungkinan besar tidak akan keburu shalat di jurusan, akhirnya memutuskan shalat di mesjid RS AMC.
Saya masuk lalu saya mencari wc/tmpat wudhu akhwat. Saya hanya melihat satu tempat wudhu dan di dalamnya ada pintu lagi. Saya bertanya pada salah satu ibu yg duduk di pelataran mesjid. "Tempat wudhu n wc nya di sana neng", jawab beliau sambil menunjuk ke arah tempat wudhu tadi. Ternyata pintu yg di dalam tmpat wudhu Ikhwan itu untuk akhwat. Saya merasa aman sebab tertutup meskipun harus melewati tmpt wudhu ikhwan. Di sana banyak laki-laki yang tengah berwudhu. Ketika saya akan masuk, saya terkejut sebab tepat di depan pintu ada air yang menggenang. Air itu bukan air banjir atau air karena saluran air yg macet. Tp mesjid ini sepertinya sengaja, agar setiap yg masuk saat akan berwudhu, kaki mereka sudah bersih krn terbasuh saat masuk.
Tapi coba fikirkan, bagaimana saya bisa msuk? Air itu menggenang di depan pintu, sekitar 15cm. Saya menggunakn kaos kaki, dan saya harus melewati air 15cm dan saya harus melalui tmpt wudhu ikhwan.
Bisa saja saya membuka kaos kaki lalu masuk melewati genangan air itu. Ada dua opsi: buka kaos kaki lalu masuk atau pake kaos kakinya dgn konsekuensi basah kuyup dan ga ada gantinya. Tiba2 saya ingat kalau di rumah, saya sempat wudhu di rumah krn tahu akan terlmbat UAS. Akhirnya saya bisa langsung shalat dan tak jadi msuk ke tempat wudhu akhwat
Entahlah, saya merasa tak nyaman kalau seperti ini. Kaki itu aurat yg hrus ditutup, tp tmpt wudhu itu di setting bagi para prmpuan yg dgn mudah membuka kaos kakinya lalu msuk tanpa beban pdhl di sana bnyak pasang mata ikhwan yg bersileweran.. bagi saya ini diskriminasi. Lalu untuk saya bagaimana? Apa harus buka kaos kaki di depan laki2 lalu masuk? Atau bikin kaos kaki satu-satunya ini bsah kuyup?
Ibrahnya, fasilitas apapun itu harus difikirkan secara matang. Jangan sampai ada yg merasa terdzalimi. Terdzalimi d sini bukan dalam artian disiksa atau diapain tapi didzalimi dalam artian dipersulit. Perempuan perlu ekstra perhatian krn aurat perempuan itu seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar