Selasa, 02 Juli 2013

Strange-Guy

Aku menikah dengan mimpi yang hancur, aku susun setiap keping ceritanya. Banyak yang menyebutku ‘strange-Guy’ but whatever! Aku menikah dengannya karena Allah dan kini aku hidup bahagia dan memiliki dua anak yakni, kesuksesan ditangan kananku dan kerendahan hati di tangan kiriku
-Isti Rahmawati

Missing Heart~

Sematkan bunga ini di kanan telingaku disudut kerudung yang aku gunakan untuk menjaga auratku, pegang erat tanganku supaya kau tak terjatuh dan sandarkan kepalamu di bahuku jika kau lelah..
aku ingat kapan aku memanggilmu teman, saat kita saling menatap lalu tersenyum penuh harap, atau bahkan kau anggap aku seorang yang angkuh di kesan pertamamu? oh tidak seperti itu sayang..
aku berteman dengan sepenuh hati, inginnya ku ikatkan hatiku untukmu saja.
Aku lelah pada dunia, aku selalu butuh dirimu..
oh ya! ingatkah saat pertama kali aku mengajakmu ke kantin sekolah di sisi sekolah? Aku berharap kau mau membaur dengan ocehanku siang itu.
oh ya! aku pun masih ingat kala kau menjauhkan diri karena aku mengajakmu ke kajian islam.
apa kau fikir aku menganggapmu syetan sehingga aku sengaja membawamu ke tempat itu?
tidak seperti itu sayang, aku menyayangimu karen-Nya. bagaimana aku meninggalkanmu seorang diri di dunia yang fana.
Aku senantiasa menangis saat kau tak mau kuajak ke kajian itu

kau boleh menghinaku, kau pun boleh membenciku..
tapi janganlah kau tolak ajakanku ini..
ini ku lakukan karena aku menyayangimu karena Allah..
sahabatku

Way of Your Love Rena,


           Malam tadi baru saja aku bermimpi. Mimpi yang teramat aneh dan menggilitik hatiku.Ya ya yaa, Dalam kehidupan nyata, aku menginginkan lelaki sholeh pengemban dakwah pula. Dalam mimpi itu, aku duduk di ruang tamu di samping ayahku. Dan dihadapanku telah duduk pula seorang lelaki seorang diri , dia seorang mahasiswa di perguruan tinggi negeri ternama d Kota Bandung, ini memang yang kuharapkan, bersanding kelak dengan orang yang berpendidikan tinggi. Karena aku pun begitu, aku haus akan ilmu dan aku pun berniat untuk terus berkuliah hingga s2 atau bahkan s3 jika ada umur dan rezekinya. Saat itu aku belum menerima pinangannya. Aku hanya tersipu lalu tersenyum. ini menggelitik hatiku karena dia yang kini ada dihadapanku adalah kawan sekelasku dahulu. Dia bukan pengemban dakwah di harakah yang sama. Kami berbeda pemahaman. Maka dari itu, aku tak langsung aku jawab saat itu juga.