Menunggu sesuatu ke sampingmu kembali adalah hal yang menguras separuh hidupmu. Terlebih jika yang kau tunggu itu adalah orang yang telah merelakan rahimnya rusak olehmu. Ku duduk di depan pintu sebuah ruangan yang ibu tempati sambil memainkan jemari. Detak jantungku terdengar oleh diriku sendiri. Di dalam sana pun ada sosok yang tengah menghitung detak jantung ibu. Setiap detiknya adalah helaan nafasku. Aku ingin membawa ibu kembali ke rumah sebelum ada yang membawa ibu secara paksa seperti waktu itu.