
Sepulang mengisi kajian kemarin, aku melihat sepasang muda-mudi yang tengah diam di atas sebuah motor. Tak sengaja terlihat perempuan yang duduk di belakang, matanya basah, ia tampak menangis. Aku jadi teringat soal perempuan saat berada pada posisi tersebut. Namun kuberi garis bawah itu terjadi pada sepasang anak muda yang sedang
pacaran.
Mungkin bukan saja aku yang sering menemukan perempuan yang menangis di depan umum. Jika perempuan itu istrinya, tentu masalah itu akan diselesaikan di rumah mereka dan bukan di pinggir jalan. Itu terlihat sangat "kampungan", tak ada etika bagi laki-laki itu dan kebodohan bagi perempuan itu. Maaf jika aku kasar dalam perkara ini. Ya, aku pernah mengalaminya. menangis di pinggir jalan, di marahi di pinggir jalan. Karena tak ada rumah untuk menyelesaikan urusan "murahan" dalam berpacaran.
Bagi perempuan, sadarlah! jika kau dikasari seperti itu, kau sama sekali tak dihargai, tak dimuliakan, dan tak dihormati sama sekali. Kau sama saja tak menjadikan dirimu mulia. Maka aku sebut bodoh jika saat ia memarahimu di depan umum, kau malah menangis dan kau tetap berada di sana. Jika ia menyakitimu, larilah! pulang ke rumah! temui kedua orang tuamu. Meskipun aku tak tahu apa yang sedang kau ributkan, tapi kurasa dengan kau terluka, itu cara Allah untuk menyadarkanmu bahwa hubunganmu tak baik jika dilanjutkan apapun alasannya. Kadang mereka berceloteh, "ini ujian dari Allah karena pacarku emosian, cemburuan" lucu sekali dan singkat sekali fikiranmu.