Meninggalkan
rumah untuk sebulan rasanya bagi sebagian orang memang biasa saja. Tak ada hal
yang aneh tapi bagiku yang tak pernah keluar rumah selama itu, itu adalah
moment yang penting. Tapi tentu saja ada hal-hal yang harus kuperhatikan bahwa
kita tak sekedar “pindah kamar”. Tidak seperti itu namun ada hal yang harus
dipastikan. Sebagai seorang muslim kita harus pastikan bahwa rumah yang akan
ditinggali itu aman dan tentu tidak campur baur antara lelaki dan perempuan.
Pertemuan
awal ini sedikit ada slek dengan
kawan lain. Aku dan kawanku, fitri, ingin memastikan bahwa kami (perempuan)
terpisah dengan laki-laki. Kami memastikan bahwa tak akan ada hal yang membuat
kami dan diriku khususnya mendekati kemaksiatan. Sudah jelas bahwa hukumnya
ikhtilat adalah haram. Hukum asal laki-laki dan perempuan itu terpisah, Ide ini
tentu saja menimbulkan hal kontra dari yang lain. Namun, bagiku itu resiko dari
membawa sebuah kebenaran dan keyakinan.
Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah
datang pertolongan Allah? ‘ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat
dekat (Al Baqarah: 214)
Karena itulah aku
anggap itu sebuah kerikil kecil dari sebuah kebenaran. Ujianku tidak sebesar
ujian orang-orang terdahulu. Belum sampai padaku lemparan, tamparan atau
cacian. Yang kudapat barulah tatapan sinis yang kuyakin itu akan hilang dengan
sendirinya. Hakikatnya adalah ikhtiar. Mencoba semaksimalkan mungkin untuk
menghindari hal yang kuyakini benar. Aku tahu ada dari mereka yang
membicarakanku di belakang. Tapi Allah Maha Benar dan Allah membantu siapa saja
yang membawa kebenaran.
Sesampainya aku
mendapat kabar bahwa kepala desa setempat mendadak mengharuskan kami untuk
terpisah total. Maka, aku tak perlu lagi bersusah payah mengajak mereka untuk
memisahkan diri dengan laki-laki. Rasanya, pertolongan Allah itu sangatlah
dekat. Dekat sekali. Allah dekat dan pertolongan Allah lebih dekat bagi
orang-orang yang yakin.
Kisah ini memberiku
keyakinan baru bahwa jika aku membawa kebenaran, jangan pernah ragu sedikit pun
sebab Allah akan memberikan kemudahan di titik akhir saat segalanya telah
kaucurahkan. Jika mundur saja di tengah maka pertolongan Allah bisa saja tidak
nampak. Yakinlah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar