Jumat, 27 Juni 2014

Bunglon ataukah Kupu-kupu?

    Ramadhan merupakan bulan yang selalu ditunggu oleh sebagian umat islam. Bulan tersebut merupakan bulan istimewa karena di dalamnya terdapat berbagai kemuliaan. Setiap kebajikan yang dilakukan akan dikali beberapa kali lipat. Sungguh! Allah benar-benar menumpahkan segala rahmatnya pada bulan tersebut.
      Namun, tentu harus ada persiapan bagi kita untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Jika banyak orang yang mempersiapkan pernak-pernik ramadhan seperti; Pakaian terbaru untuk hari raya, sepatu, sembako, ada baiknya kita menyambut dan mempersiapkannya dengan hal yang lebih inti dari bulan ramadhan itu sendiri, yakni ibadah. Apa target yang hendak dicapai saat bulan ramadhan lalu apa pengaruhnya bagi ibadah kita selanjutnya       
     Setidaknya ada dua pilihan bagi kita, menjadi bunglon ataukah menjadi kupu-kupu.
Sebagaimana bunglon yang bisa mengubah warna tubuhnya berdasarkan warna tempat yang sedang ia tempati. Jika sedang berada di kursi berwarna coklat, maka secara otomatis tubuhnya ikut berubah menjadi coklat. Jika kursi berwarna merah, maka kulitnya ikut berubah menjadi merah. Ini sama halnya dengan manusia yang “mengubah” dirinya sesuai dengan situasi yang ada. Jika bulan ramadhan, mendadak semua tempat hiburan malam ditutup, banyak manusia yang berbondong-bondong memenuhi setiap masjid, semua acara televise “berbau” islami, banyak perempuan yang mulai menutupi tubuhnya dengan pakaian islami dengan alasan menghargai, namun pada bulan-bulan lainnya mereka melupakannya. Hal-hal yang demikian sama sekali tidak salah. Namun, di sini dapat terlihat kecenderungan manusia untuk mensifati dirinya seperti bunglon.
        Lain halnya dengan bunglon, kupu-kupu ialah makhluk cantik yang mulanya adalah seekor ulat yang menjijikan. ia “berpuasa” sampai akhirnya ia berubah menjadi seekor kupu-kupu. Ia telah melalui proses yang panjang hingga proses itu berbuah manis. di mana pun ia berada, ia tetaplah kupu-kupu. Indah sekali pun di semak belukar. Ini seperti halnya kita jika ramdhan mampu menjadikan kita pribadi yang lebih baik. Kalau pun mengejar hasil adalah sesuatu yang sulit, setidaknya kita melakukan prosesnya secara konsisten. Tidak seperti bunglon yang senantiasa berubah-ubah. Cerminan sebuah ketidakkonsistenan.
Bunglon ataukah kupu-kupu?
It’s your choice 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar