Nadiku tak berharga. Dimanakah sosokmu?
Ada hal yang tak dapat kumengerti. Kukira nadiku ini akan membuatnya diam. Aku malah terlihat bodoh dihadapannya. Lihatlah aku saat ini. Aku hanya bisa termangu dalam ruangan putih ini. Sesekali aku menangis dan meraung tak terkendali. Ia tak terlihat datang menemuiku. Aku telah menunggunya sejak terakhir kali ia menggenggam nadiku yanng basah itu.
Bolehkah aku menemuinya lagi?
Kupastikan tanganku tak akan basah lagi
Kupastikan tanganku tak akan basah lagi
Namun, sesosok laki-laki tampan berbisik, “Diamlah, Kau sakit Nyonya,”
Ada yang menusuk, lalu pudar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar