Rabu, 17 Desember 2014

Karena aku, kau dan Dia

Aku tak pernah menyangka, jalannya membuatku berdecak kagum. Benarkah jalan ini yang akan kupilih dan aku bersemangat akan hal itu.
Aku berani melepas hal-hal yang kumiliki sekarang, aku berani.
Sebetulnya aku takut, namun aku  berani sebab aku tak akan sendiri.
Aku akan berani menerjang badai, meski dadaku sebenarnya bergemuruh
Bagai riak yang air yang mengusik ingin ke laut.
Aku berani karena kau, karena-Nya dan karena aku harus melakukannya.

#2015

Selasa, 04 November 2014

Bongkahan Es

Apakah ini namanya? Sini kuberi nama, tapi kau tentu lebih tahu apa ini namanya. Coba terka. Sebuah perasaan yang membumbung tinggi atau lebih tepat seperti sebuah gunung es. Kita hanya melihat puncaknya padahal jauh hingga palung laut besar dan tingginya gunung itu
Ada saatnya kita menyelam masuk hingga ke palung laut.

Senin, 03 November 2014

#UdahItuAja

Aku mengerti mengapa Allah menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan
Karena segalanya ringan bila dihadapi bersama.
Dalam dakwah ini, aku membutuhkan kawan. Berbagi lelah bersama lalu kembali berdiri menyuarakan islam. #UdahItuAja

Kamis, 16 Oktober 2014

Objektivitas tanpa batas


   Jika dikatakan salah sistem. Mereka menghakimi. Menuduh berlaku seperti Tuhan. Berani menyalahkan. Tapi harus mrngatakan apa? Salah siapa?
Jika yang terlihat setiap hari adalah sebuah realita yang begitu menyedihkan. Apakah  harus menutup mata? Penganut strukturalisme. Benar dan Salah. memang itulah agama seharusnya. Dogmatis tapi realistis. 

      Sadar ataukah tidak, sistem saat ini telah membuat manusia berfikir dangkal. berfikir vertikal atau horisontal saja. Tanpa menyelaraskan keduanya. Ketika ada poststrukturalis, manusia bertepuk tangan. Seperti ada yang mengukuhkan pemikirannya. Seperti ada dalil dari suatu mazhab: barat. 

Selasa, 14 Oktober 2014

Ummu Imarah dan Dua Belas Luka pada Tubuhnya Setelah Kehilangan Satu Tangannya dan Anaknya yang Syahid


Ia adalah seorang wanita dari Bani Mazin an-Najar yang nama lengkapnya adalah Nusaibah binti Ka’ab bin Amru bin Auf bin Mabdzul al-Anshaiyah.

Beliau wanita yang bersegera masuk Islam, salah seorang dari dua wanita yang bersama para utusan Anshar yang datang ke Mekah untuk melakukan bai’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disamping memiliki sisi keuatmaan dan kebaikan, ia juga suka berjihad, pemberani, ksatia, dan tidak takut mati di jalan Allah.

Nusaibah ra ikut pegi berperang dalam Perang Uhud besama suaminya (Ghaziyah bin Amru) dan bersama kedua anaknya dari suami yang pertama (Zaid bin Ashim bin Amru), kedua anaknya bernama Abdullah dan Hubaib. Di siang harri beliau membelikan minuman kepada yang terluka, namun tatkala kaum muslimin porang-poranda beliau segera mendekati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa pedang (untuk menjaga keselamatan Rasulullah) dan menyerang musuh dengan anak panah. Beliau beperang dengan dahsyat. Beliau menggunakan ikat pinggang pada perutnya hingga teluka sebanyak tiga belas tempat. Yang paling parah adalah luka pada pundaknya yang tekena senjara dai musuh Allah yang bernama Ibnu Qami’ah yang akhirnya luka tersebut diobati selama satu tahun penuh hingga sembuh.

"Kamu kurang peka, aku ga suka"

 
      Seorang kekasih berkata pada kekasihnya "Kamu kurang peka, aku ga suka. Kamu ga bisa ngerti perasaan aku" Please. Pacar bukan suamimu. Ada hak apa dia. Tapi bukan konteks itu yang akan saya tulis. Konteks "kurang peka". Konteks "kurang peka" nampaknya menjadi penyakit akut saat ini. Banyak orang yang sulit untuk merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain. 
      Pengalaman yang baru saya alami tadi pagi. Saya meninggalkan hape secara tak sengaja di atas mesin ATM. Beberapa menit kemudian hilang begitu saja. Yang menemukan nampaknya kurang peka, bahwa pemilik hp lalai. Penemu kurang peka bahwa sang pemilik pasti membutuhkan hp-nya. Kurang peka. Coba posisikan diri sebagai sosok yang kehilangan. Pasti uring-uringan ketika kehilangan barang yang berharga. Jangan sampai ingin aman sendiri sedangkan milik orang lain dianggap tak penting. 
      Ada hal yang menarik dalam pikiran. Mungkin penemu mengira itu rezeki tanpa tahu bahwa ada hak orang yang sedang dia rampas. Selain saya, ada dua teman lain yang merasakan hal yang sama, sahabat sendiri. Apa iya saya harus memelas "kamu kurang peka, aku butuh hp itu" Baiklah. Mungkin ini hukum bagi saya yang lalai. Dan rezeki *mungkin bagi yang menemukan
      Lucu sekali, ketika tersadar hape tertinggal. Hati saya merekah, ada senyum dalam kepanikan. Hati saya berbisik "Pasti hilang, apa sih yang gak hilang.

Kamis, 09 Oktober 2014

Aku Cemburu pada Mereka

Dalam sayup keramaian, hati Shafi begitu bergemuruh. Ia merasa belum pantas. Ada tembok besar yang menghalanginya untuk berubah. "Aku terlanjur terhempas. Buat apa kembali?" gerutunya. Namun hatinya berkata lain. Ternyata hatinya berada dalam puncak ego. 
Aku malu pada Bidadari Surga.
Yang bermata indah,  elok rupanya bagai mutiara yang bertaburan
Mereka memang begitu indah. PenciptaanNya begitu sempurna. Aku iri pada mereka. Dirindukan oleh makhluk bumi bahkan sebelum mereka menampakkan keelokannya. Mereka bersembunyi di surga sana. Tak ada yang tahu.
Aku iri pada Bidadari Surga
Namanya disebut oleh-Nya. Penciptaannya diabadikan. Aku bisa apa. Aku bisa cemburu pada mereka. Aku cemburu. Mereka begitu muda. Terjaga dari siapapun.

Rabu, 08 Oktober 2014

Semusim, Dari musim ke Musim


    Aku tak pernah tahu bagaimana suasana musim gugur. Baunya. Anginnya. Langitnya. Apa bedanya musim gugur dengan yang lain. Yang aku tahu, musim gugur adalah musimnya semua tumbuhan meranggas. Tanpa dipaksa mereka harus mengugurkan daunnya. Sekalipun mereka tak menginginkannya. 
      Apa bedanya dengan sebuah keikhlasan? Ikhlas itu seperti musim gugur. Rela memberikan yang paling indah, bunga sekali pun untuk membiarkannya jatuh ke tanah. Padahal bersusah payah daun dan bunga itu tumbuh. Jika saja mengeluh. Mungkin musim gugur tak akan seindah yang kubayangkan.

Senin, 06 Oktober 2014

Over The Rainbow















Aku merindukan hujan, 

Rinciknya pulihkan hatiku yang kering
Derasnya menyapu lumpur dalam langkahku
Hujan, kapan kau kembali.. 

Bukan saja kau, hujan
Aku rindu embun
Pelangi dan
Air mata saat kalian datang

Bersama bulir hujan
Bersama sejuknya embun
Indahnya pelangi
Penuh tangis bahagia

Sebab tak semua sedih itu menyakitkan
Aku bersedih menunggumu
Tapi sungguh tak menyakitkan
Menunggumu seperti menunggu pelangi

Hujan = Kebahagiaan

Ka'bah


                      









Waiting for?
Waiting for me.. please..

Lenggo Awi

      
      Namaku Lenggo. Inilah dunia, sesuatu yang harus kita lalui. Selalu ingat bahwa dunia ini berisi canda dan tawa. Semu. Jangan biarkan dunia ini mengoyak separuh akherat.
       Ketika hidup begitu sempit, aku selalu yakin bahwa dengan masih hidupnya kita adalah suatu nikmat yang tak terkira. Betapa banyak yang kenikmatannya hilang. Atau justru kenikmatan akherat sedang diraihnya. Meskipun aku sakit. Aku tahu bahwa Allah tak pernah dzalim kepada hamba-Nya. Penyakit adalah jalan bagi-Nya untuk meraih kita. Menjemput jiwa yang sudah ternodai kenikmatan dunia.
      Aku sering mengelus dada melihat keegoisan manusia. Tak peduli dengan kesusahan orang. Menganggap diri lebih susah bahkan masalahnya lebih besar dibanding isi dunia. saat sedang sakit sekali pun, masih saja ada yang menguras hati. Dulu, mataku simple. Dunia begitu ramah kepada diriku yang kecil. Tapi semakin besar, semakin banyak yang mereka tuntut.
      Hanya satu yang kuyakini benar bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang senantiasa mendekatkan diri

Senin, 11 Agustus 2014

"Bukan kali ini saja,"

Setiap tempat punya cerita
     Tempat itu ada di ruang hati. Letaknya jauh sekali. Butuh perbekalan yang banyak untuk sampai ke tempat itu. Hati seorang wanita. Di situlah segala cerita tertuang dan setiap kenangan terkenang. Telah kutemukan banyak wanita dengan berbagai kisah. Aku tak mampu menjangkau hati mereka. Tapi, lewat ucapan dan lakunyalah kutemukan sedikit celah untuk tahu di mana kenangan mereka di simpan. 
    Aku mengenal seorang ibu, kusebut saja dia Ibu wangi. Setelah beberapa kali bertemu, kudapatkan kisah tentangnya. Bibirnya selalu berucap "Bukan kali ini saja," Ya! Sambil menyeka air matanya ia berucap itu. Bukan kali ini saja hatinya merasakan hal ini. Hatinya disakiti karena suaminya, karena dirinya sendiri, atau berbagai kemungkinan lain. Suaminya yang dikenal lebih dari 18 tahun itu untuk kedua kalinya membuat luka.
       Bagaimana bisa seorang perempuan dikoyak hatinya. Dan bukan saja pada dirinya, namun juga pada hati anak-anak. Buah hati yang tak tahu apa-apa harus melihat berbagai masalah kedua orang tuanya. Melihatnya itu biasa. Namun, anak akan sulit menempatkan hati mereka. Untuk ibu atau untuk ayah? Menempatkan di keduanya pun sulit.
       Ketika seorang laki-laki melakukan hal yang buruk, bukan saja dirinya yang merugi. Namun, anak, istri, dan ibunya turut terkoyak hatinya. Dan wanita sangat sulit untuk menceritakan segalanya. Dia hanya sanggup berkata "Bukan kali ini saja." Lantas, mau sampai kapan kalimat itu berhenti terucap dari hati seorang wanita?
        

Jumat, 01 Agustus 2014

Langit yang sama

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati,

Perkenalan,

 Logika tak selamanya mampu menjawab berbagai teka-teki yang ada
Lewat pertemuan yang tak diduga, perkenalan yang sekian lama dibiarkan
Beberapa kisah soal perkenalan,
#Di pasar
      Sebagai asisten pribadi mama, setiap pagi selalu mengantarkannya ke pasar. Tepat dihadapan saya ada penjual sayur yang terkadang dijaga oleh seorang akhwat. Mungkin anak dari pedagang sayur itu. sesekali saya menatapnya. Pakaiannya sama seperti saya, tapi matanya tak pernah berbalik menatap saya. senyum saja tak pernah. Dalam hati "mungkin krn belum kenal, atau memang gak lihat isty," tapi ada saja fikiran buruk dia agak judes dsb. Haduh
        Pertemuan itu terus terjadi, beberapa kali bertemu tak ada apapun. Dingin seperti biasa. Namun, juli kemarin saat diamanahi sbg panitia acara Talkshow, mc mengumumkan beberapa nama untuk kelompok kajian. Saya di dalamnya beserta 4 nama lain. Saat berkumpul, ternyata sosok itu sekelompok dengan saya. Entah! saya merasa senang sebab rasa penasaran terbayar sudah. Allah mempertemukan secara tak sengaja. "Yang suka bantuin mama di pasar ya?" | "Yang suka bantuin juga jual sayur ya?" | tersenyumlah kami karena bukan saja sy yang penasaran maksimal, ternyata dia pun memperhatikan dan penasaran pada saya. 

Hikmahnya:
1. Jangan pernah suudzan menganggap org sombong/judes tanpa mengenalnya dekat
2. Jangan pernah sungkan untuk senyum sekali pun belum mengenal. Senyum kan ibadah
3. Jangan hanya menduga-duga, taaruf/berkenalan lebih baik, kan?
4. Jangan merasa bahwa kita cctv bagi dirinya. Padahal, yg dia juga cctv bagi kita. sama-sama saling memperhatikan
5. Allah selalu punya cara untuk memprtemukan dua manusia. 

#Tak ada Motor
     Pernah suatu ketika saat registrasi penerimaan mahasiswa baru. Saya dijadwalkan untuk registrasi ulang tanggal xx *lupa. Namun, suatu ketika saya dikenalkan oleh Aulia kepada kakak kelas yang tahun ini masuk kuliah, namanya Teh Nurul.

Jumat, 04 Juli 2014

Peluk Dia, selagi Tubuhnya Masih Hangat

     Cinta adalah fitrah. Cinta bagi setiap remaja diartikan sebagai rasa cinta yang dirasakan oleh seorang manusia kepada lawan jenisnya. Pengertian ini mengerdilkan makna cinta yang hakiki. Cinta ialah rasa suka, sayang terhadap sesuatu dan tidak hanya pada lawan jenis.
      Pernah melihat anak muda yang pacaran? Demi kekasihnya, ia rela memenuhi segala keinginan kekasihnya. jarak pun tak menjadi alasan ketika sang kekasih meminta dijemput. Lalu, pernah melihat orang yang tergila-gila pada boyband, girlband atau artis? Ia senantiasa mengikuti kabar terbaru dari idolanya. Apapun yang dilakukan sang idola ia ikuti hingga sang idolanya berbuat maksiat pun, orang ini akan tetap setia menjadi pemuja artis tersebut. kedua fenomena ini adalah sebuah fenomena cinta yang semu. Cinta yang dikerdilkan menjadi sebuah wadah untuk pemuas hawa nafsu semata.
       Ada banyak bentuk cinta yang indah. Cinta yang tak sekedar pemuas hawa nafsu semata. Tapi, cinta yang mampu mendekatkanmu dengan sang pencipta.

Sakinah

       Sakinah (ketenangan) dan kebahagiaan tidak selalu didapat dari limpahan materi. Saya menemukan keluarga yang kaya raya. Punya mobil, rumahnya besar, anak-anaknya sukses. Bukan aku menjudge diri bahwa mereka tak bahagia. Tapi bagian dari keluarga itu menceritakan beberapa hal yang terjadi pada mereka. 

Dia tak baik bagimu,

      Sepulang mengisi kajian kemarin, aku melihat sepasang muda-mudi yang tengah diam di atas sebuah motor. Tak sengaja terlihat perempuan yang duduk di belakang, matanya basah, ia tampak menangis. Aku jadi teringat soal perempuan saat berada pada posisi tersebut. Namun kuberi garis bawah itu terjadi pada sepasang anak muda yang sedang pacaran. 
      Mungkin bukan saja aku yang sering menemukan perempuan yang menangis di depan umum. Jika perempuan itu istrinya, tentu masalah itu akan diselesaikan di rumah mereka dan bukan di pinggir jalan. Itu terlihat sangat "kampungan", tak ada etika bagi laki-laki itu dan kebodohan bagi perempuan itu. Maaf jika aku kasar dalam perkara ini. Ya, aku pernah mengalaminya. menangis di pinggir jalan, di marahi di pinggir jalan. Karena tak ada rumah untuk menyelesaikan urusan "murahan" dalam berpacaran. 
       Bagi perempuan, sadarlah! jika kau dikasari seperti itu, kau sama sekali tak dihargai, tak dimuliakan, dan tak dihormati sama sekali. Kau sama saja tak menjadikan dirimu mulia. Maka aku sebut bodoh jika saat ia memarahimu di depan umum, kau malah menangis dan kau tetap berada di sana. Jika ia menyakitimu, larilah! pulang ke rumah! temui kedua orang tuamu. Meskipun aku tak tahu apa yang sedang kau ributkan, tapi kurasa dengan kau terluka, itu cara Allah untuk menyadarkanmu bahwa hubunganmu tak baik jika dilanjutkan apapun alasannya. Kadang mereka berceloteh, "ini ujian dari Allah karena pacarku emosian, cemburuan" lucu sekali dan singkat sekali fikiranmu.

Jumat, 27 Juni 2014

Bunglon ataukah Kupu-kupu?

    Ramadhan merupakan bulan yang selalu ditunggu oleh sebagian umat islam. Bulan tersebut merupakan bulan istimewa karena di dalamnya terdapat berbagai kemuliaan. Setiap kebajikan yang dilakukan akan dikali beberapa kali lipat. Sungguh! Allah benar-benar menumpahkan segala rahmatnya pada bulan tersebut.
      Namun, tentu harus ada persiapan bagi kita untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Jika banyak orang yang mempersiapkan pernak-pernik ramadhan seperti; Pakaian terbaru untuk hari raya, sepatu, sembako, ada baiknya kita menyambut dan mempersiapkannya dengan hal yang lebih inti dari bulan ramadhan itu sendiri, yakni ibadah. Apa target yang hendak dicapai saat bulan ramadhan lalu apa pengaruhnya bagi ibadah kita selanjutnya       
     Setidaknya ada dua pilihan bagi kita, menjadi bunglon ataukah menjadi kupu-kupu.

Rabu, 11 Juni 2014

Seburuk itukah aku di matamu, Dik?

Kadang terbesit pertanyaan, apaka kesabaran ada batasnya?
Mengapa aku merasa tak kuat menghadapi ini semua?

         Dia baru saja membanting pintu kamarnya, gantungan yang menempel di pintu turut bergoyang. Apalagi hatiku, rasanya seperti dilempari sebongkah batu. Rasanya sakit sekali. Kau pintu! kau hanya merasakan memar di bagian sudut kayu. Lalu bagaimana jika hatiku yang memar? 
        Entah siapa yang salah di antara kami, aku hanya ingin menawarkan beberapa kesepakatan di rumah ini. Dia melakukan ini, aku melakukan itu. Hanya itu. Aku ini kakakmu, maka hanya kau yang bisa kuajak bicara dewasa. Tubuhku memang baik-baik saja. Sebenarnya aku masih sanggup menanggung rumah ini sendiri. Namun aku bukanlah robot, aku manusia yang bisa merasakan lelah. Dalam lelah itu, aku tak ingin mama ikut merasakan lelah. Maka, aku ajakkau untuk membantuku di rumah ini. Yah! aku seperti tuan rumah dan kau babunya. Padahal bukan begitu gadis manis, aku ingin kita sama-sama membantu mama.  Kita adalah pembantu bagi orangtua kita, Bukankah itu ibadah?
       Namun, aku dipandang bak malaikat. Padahal aku tak akan pernah jadi sempurna. Saat aku mengatakan "Lebih baik begini, jangan begitu" itu bukan berarti aku tahu segala hal dan yang kulakukan selalu benar. Tapi, itu caraku agar kau tak mengulang kesalahan yang dulu kulakukan. Aku tak ingin kau mengalami masa-masa penyesalan sepertiku. Kau sedang belajar, dan aku merelakan diri untuk mengajarimu meskipun umpatan yang kuterima. 
       Saat kau berfikir aku ini masalah untuk hidupmu, teruskan saja jika memang aku ini masalah. Aku tak pernah menganggapmu masalah. Justru aku berfikir sepertimu. Aku masalah bagimu dan juga keluarga ini. Kau tak tahu bahwa di dalam kamar aku memikirkanmu, pun dengan adik-adik yang lain. Jika mama bapak tak ada, bagaimana kalian? Bagaimana masa depan kalian? Jodoh kalian? rezeki kalian? keimanan kalian? 
Setiap malam aku memikirkan diriku sendiri, bagaimana cara sembuh dari penyakitku? Ada hal yang sedang kutakutkan. Aku takut harus mengalami operasi dua kali, merepotkan mama-bapak, menguras dompet mereka, menguras fikiran mereka. Maka, kucoba memikirkan jalan kesembuhanku sendiri. Maka, saat kau berpaling dan menjauh dariku. Aku merasa terpukul. Banyak sekali PR di rumah ini.

Selasa, 13 Mei 2014

Aku ingin jalan kaki saja,

Aku ingin jalan kaki saja tanpa alas kaki. Memang melelahkan, menyita waktu dan keringat. Tapi justru itulah yang kumau. meski sendiri tanpa alas kaki namun aku nyaman dengannya. Merasakan panasnya aspal dan teriknya panas matahari.
Alas kaki yang mereka gunakan hanyalah ilusi. Sesuatu yang kelak hilang, satu per satu atau bahkan hilang sepasang. Alas kaki yang membuat hatinya buta. Tak mampu lagi merasakan kerikil, tak tahu kotor dan tak mengenal duri. Kotor dan sakit itu membuat kita belajar. Alas kaki hanya membuat kita belajar sedikit tentang perjalanan panjang. 

Kamis, 13 Maret 2014

Kupu-Kupu di Taman Syurga

       Menunggu sesuatu ke sampingmu kembali adalah hal yang menguras separuh hidupmu. Terlebih jika yang kau tunggu itu adalah orang yang telah merelakan rahimnya rusak olehmu. Ku duduk di depan pintu sebuah ruangan yang ibu tempati sambil memainkan jemari. Detak jantungku terdengar oleh diriku sendiri. Di dalam sana pun ada sosok yang tengah menghitung detak jantung ibu. Setiap detiknya adalah helaan nafasku. Aku ingin membawa ibu kembali ke rumah sebelum ada yang membawa ibu secara paksa seperti waktu itu.  

Selasa, 25 Februari 2014

Sajak Masa Depan

aku tak membencimu duhai masa lalu
aku hanya ingin berlalu
aku tak melupakanmu duhai masa kelam
aku hanya ingin mengucapkan salam

aku miliki masa depan duhai kisah lama
masa depan yg telah menunggu untuk berlalu bersama
aku miliki mimpi dengannya duhai masa lalu
masa depan mengajakku merenda kasih bersama

Maka, pergilah!
Allah telah mengusirmu sangat jauh
Allah tak menyematkan iman padamu duhai masa lalu
Allah telah mengirimkan masa depan padaku duhai masa lalu

Semua pasti memiliki dirimu duhai masa lalu
namun, biarkanlah kami miliki hidup yang baru

20 Oktober 2013

Senin, 10 Februari 2014

Aku [masih] Ibumu,

15 Agustus 2013

Assalamualaikum Wr. Wb.
Arumi,
Selamat ulang tahun yang ke 19 gadis cantikku. Maaf Nak, ibu tak bisa memberikan hadiah seperti ibu-ibu yang sering kau ceritakan padaku. Apa kau tetap merasa bahagia meski tak ada sebuah bolu yang indah, tak ada makan-makan atau jalan-jalan? Rumi, Sebenarnya ibu tak yakin akan mengingat hari ulang tahunmu. Tahun lalu ketakutan ibu sama seperti ketakutan di tahun ini. Ibu takut tak bisa melingkari tanggal kelahiranmu lagi. Tapi,  

Kamis, 16 Januari 2014

Pernikahan

     Sebuah kata yang membuat sebagian wanita tersipu mendengarnya. Sebuah ikatan yang membawamu pada dunia yang baru. Dunia yang tak pernah terfikirkan. Ialah pernikahan hal yang sangat ditunggu bagi seorang anak gadis. 
     Namun, ini tak seindah yang difikirkan. Pernikahan ialah perkara yang sangat menguras separuh hati. Ia akan mengikat hingga diri ini terputus dengan dunia. Pernikahan menjadi pintu gerbang menuju surga-Nya atau neraka-Nya. Inilah yang membuat diri ini begitu takut menghadapinya.
     Tepat di tahun ini usiaku menginjak 20 tahun dan beberapa bulan lalu aku ditanyai perkara pernikahan oleh seorang temanku. Sebelumnya pun ada yang menanyakan perkara yang sama terhadapku melalui orang yang berbeda. Aku penasaran terhadap lelaki tersebut. Dua kali ia menanyakan perkara yang sama melalui perantara yang berbeda. Aku iyakan saja. Aku terus memancing temanku untuk jujur. Tanpa menyebutkan nama, ia memberikan beberapa clue lelaki yang berniat kepadaku. Setelah menyebutkan beberapa clue, otakku langsung tertuju pada sosok yang kukenal di dunia maya, facebook.

bersambung...

Selasa, 14 Januari 2014

Intip

"Sepertinya ada yang mengawasiku, ada yg merhatiin, tapi siapa ya? Pernah mengalami ini? Terkadang manusia itu hebat sebab ketika ada yang memerhatikannya dari kejauhan ia dapat merasakannya atau ketika dalam suatu ruangan ada seorang laki-laki yang (seolah) menatapmu dari jauh, maka muka langsung merah merona atau kegeeran
Tapi coba renungkan, Allah dan Malaikat di samping kanan-kiri mu itu sangat dekat dan mengawasimu setiap detik bahkan lebih intim lagi, Allah mengetahui isi hati dan fikiran.
Tapi kadang kita lupa bahwa tindakan kita sedang diperhatikan mereka. Sms'an tidak syar'i, buka web tidak pantas, memikirkan yg bukan hak kita, memikirkan si doi, dsb
Seharusnya ketika bertindak yang menjadi pertimbangan bukan lagi 'ada yang lihat atau tidak' melainkan 'sesuai syariat islam atau bertentangan'
Jangan jadi horor ya, karena ternyata ada yang selalu mengikutimu setiap saat

Madu & Jamu

Hidup itu tak semanis madu tak pula sepahit jamu. Madu sudah pasti manis, siapa bilang? Ada madu pahit yang berwarna hitam pekat namun tak banyak yang tahu. Jamu itu umumnya pahit tapi justru menyehatkan, banyak jamu yang amat hitam dan pahit tapi mampu membuat tubuh yang lelah menjadi bugar kembali..
Begitu pun hidup ini, pahit tapi jika itu menguatkanmu, mengapa tidak? Daripada manis tapi melenakkan dan membuat malas yang justru menjadi bumerang, 
Hidup itu pilihan, bagaimana kita memaknai setiap kepingan puzzle yang Allah beri,
Jadi, tak apa awalnya merasakan jamu yg pahit, bukankah menyehatkan? Yaa, asal jangan jamu oplosan :P

Diskriminasi tempat wudhu akhwat


       
Saat itu,
       Karena bosen ke kampus lewat sayang, jadinya tadi lewat cileunyi. Saat turun dan menunggu angkot coklat, tiba-tiba azan dzuhur. Karena UAS dan kemungkinan besar tidak akan keburu shalat di jurusan, akhirnya memutuskan shalat di mesjid RS AMC. 
     Saya masuk lalu saya mencari wc/tmpat wudhu akhwat. Saya hanya melihat satu tempat wudhu dan di dalamnya ada pintu lagi. Saya bertanya pada salah satu ibu yg duduk di pelataran mesjid. "Tempat wudhu n wc nya di sana neng", jawab beliau sambil menunjuk ke arah tempat wudhu tadi. Ternyata pintu yg di dalam tmpat wudhu Ikhwan itu untuk akhwat. Saya merasa aman sebab tertutup meskipun harus melewati tmpt wudhu ikhwan. Di sana banyak laki-laki yang tengah berwudhu. Ketika saya akan masuk, saya terkejut sebab tepat di depan pintu ada air yang menggenang. Air itu bukan air banjir atau air karena saluran air yg macet. Tp mesjid ini sepertinya sengaja, agar setiap yg masuk saat akan berwudhu, kaki mereka sudah bersih krn terbasuh saat masuk. 
     Tapi coba fikirkan, bagaimana saya bisa msuk? Air itu menggenang di depan pintu, sekitar 15cm. Saya menggunakn kaos kaki, dan saya harus melewati air 15cm dan saya harus melalui tmpt wudhu ikhwan.
Bisa saja saya membuka kaos kaki lalu masuk melewati genangan air itu. Ada dua opsi: buka kaos kaki lalu masuk atau pake kaos kakinya dgn konsekuensi basah kuyup dan ga ada gantinya. Tiba2 saya ingat kalau di rumah, saya sempat wudhu di rumah krn tahu akan terlmbat UAS. Akhirnya saya bisa langsung shalat dan tak jadi msuk ke tempat wudhu akhwat
      Entahlah, saya merasa tak nyaman kalau seperti ini. Kaki itu aurat yg hrus ditutup, tp tmpt wudhu itu di setting bagi para prmpuan yg dgn mudah membuka kaos kakinya lalu msuk tanpa beban pdhl di sana bnyak pasang mata ikhwan yg bersileweran.. bagi saya ini diskriminasi. Lalu untuk saya bagaimana? Apa harus buka kaos kaki di depan laki2 lalu masuk? Atau bikin kaos kaki satu-satunya ini bsah kuyup?
     Ibrahnya, fasilitas apapun itu harus difikirkan secara matang. Jangan sampai ada yg merasa terdzalimi. Terdzalimi d sini bukan dalam artian disiksa atau diapain tapi didzalimi dalam artian dipersulit. Perempuan perlu ekstra perhatian krn aurat perempuan itu seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah.

Hujan,


Hujan ini mengisyaratkan satu hal tentang dunia, ia punya cerita yang terurai lewat setiap bulirnya..
Ini bukan sekedar basah, tapi lebih dari itu
Basah yang dirindukan kehadirannya setiap bulan, meski manusia sering mengumpat jika ia hadir terlampau cepat hingga baju mereka basah tak pernah kering
sebenarnya, aku tak sedang bicara soal hujan, tapi soal dirinya yang selalu kurindukan namun tak seperti hujan yang kehadirannya begitu terasa, Dia justru sering tak dirasa kehadirannya. Dia lebih berharga dari sekedar hujan yang menyentuh tanah, bahkan lebih besar dari sambaran petir yang menyertai hujan.
Dialah Allah yang amat dekat lagi amat pedih siksaan-Nya
Rasakan dan rindukanlah Ia, tak hanya kala hati merasa begitu kering tak hanya kala hati tengah merasa gusar.
Hujan adalah ciptaanMu, dengannya kubisa tahu bagaimana yang kering menjadi basah,
Kau adalah Tuhanku, denganNya kubisa tahu bagaimana hati yang kering menjadi basah dengan mengingat-Mu


4 Januari 2014

Minggu, 12 Januari 2014

Tukang Bangunan,

Hingga detik ini, aku sangat percaya bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang indah bagi orang yang serius dijalan-Nya. Aku tak memiliki apapun untuk berharap yang kuimpikan itu terjadi dalam waktu dekat. Lihatlah! Aku manusia yang lemah dan terbatas
Tapi, aku memiliki Allah yang Mahasegalanya hingga aku pun tak segan untuk meminta apapun yang kuinginkan dan Dia mengabulkannya, tak semua Dia kabulkan, melainkan hal yang kubutuhkan saja. Aku cukup percaya padanya dan itu cukup bagiku untuk merasa aman.
Dalam hati ini terkadang muncul perasaan yang meragukan, bukan tak percaya pada-Nya melainkan ketakutanku akan sosok lain. Aku hidup dalam bangunan yang tak utuh yang di dalamnya ramai penuh duri. Duri yang bersumber dari hal di luar itu buatku suatu kewajaran namun jika duri itu bersumber dari satu sumber di dalamnya, bukankah itu sebuah kebodohan. Aku ingin meniti hal yang baru, membangun sebuah bangunan kokoh yang baru. Aku tak akan meninggalkan begitu saja bangunan lama itu, itu tetaplah bagian dari sejarah hidup dan masih bagian dari hatiku sampai kapanpun juga. Hanya saja, aku akan melihat berbagai kerusakan dalam bangunan lama agar kerusakan itu tak terulang pada bangunan baru yang akan ku bangun kelak
Tapi aku yakin akan janji Allah, Bismillah ^,^